Berorganisasi di Lingkungan S2

S2 alias jenjang magister merupakan salah satu tahap di pendidikan tinggi yang relatif "pendek". Masa studi S2 dirancang untuk ditempuh selama 4 semester. Tentu hampir dua kali lipat lebih singkat dibandingkan sarjana (8 semester) ataupun doktor (8 semester). Maka tidak heran bahwa lingkungan S2 sangat gersang berorganisasi. Memang sepintas kredit atau SKS yang harus ditunaikan berkisar pada 12 SKS per semester alias 4-6 mata kuliah yang artinya ada 12 x 50 s.d. 60 menit alias 600 s.d. 720 menit (dibulatkan menjadi 10 s.d. 12 jam) tiap pekannya. Di atas kertas, jenjang S2 jelas lebih luang waktu kuliahnya dibandingkan S1 yang rata-rata menghabiskan 20 SKS tiap semesternya. Namun ada banyak faktor yang mendorong kegersangan iklim berorganisasi di lingkungan S2.
- Masa studi pendek
- Kenyang berorganisasi
- Fokus di dunia kerja
- Sudah berkeluarga
- Target studi lebih tinggi
- Biaya kuliah yang lebih mahal
- Penugasan di luar jam perkuliahan sangat banyak
- Sangat jarang organisasi kemahasiswaan yang "akrab" dengan S2

Sebenarnya ada banyak kesempatan bagi mahasiswa S2 untuk bergabung membaktikan waktunya di berbagai organisasi dengan berbagai tujuan yang tentunya menjadi kewajaran sebagai manusia. Mungkin motifnya untuk melebarkan koneksi, mengeksplorasi minat dan bakat, mengisi waktu luang, hingga kebutuhan administrasi borang tertentu, dll. Semua itu pada akhirnya patut untuk tetap dinyalakan nuansa ibadah kepada Allah SWT. Secara umum, afiliasi organisasi bagi mahasiswa S2 dapat dibagi menjadi dua, yaitu organisasi non-kemahasiswaan serta organisasi kemahasiswaan. Contoh organisasi non-kemahasiswaan misalnya ikut bergabung di dalam PMI Chapter Indonesia (Project Management Institute), partai XYZ, Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Indonesia Berkebun, LSM, dll, dimana identitas keanggotannya tidak dibatasi oleh kesamaan sebagai mahasiswa. Contoh organisasi kemahasiswaan yang dimaksud di sini dapat diambil contoh misalnya HIMMPAS (Himpunan Mahasiswa Muslim Pascasarjana) Universitas Indonesia, KAMIL ITB, Himpunan Mahasiswa Pascasarjana FKM UI, atau bisa pula organisasi kemahasiswaan lainnya yang membuka keanggotaannya kepada seluruh strata, baik diploma/vokasi, sarjana, hingga magister. Di sini sedikit berbagai mengenai hal-hal yang perlu diperhatikan apabila hendak bergabung dengan organisasi dalam menjalankan kewajiban perkuliahan di S2.

Profil apa yang diharapkan setelah bergabung di organisasi tersebut?
Tentu mahasiswa S2 (dengan rentang usia 21 tahun ke atas) memiliki pemikiran yang berbeda kematangannya dengan mahasiswa diploma/vokasi dengan sarjana. Bergabung di sebuah organisasi harus memperhatikan orientasi berupa output pada diri ini apa yang diharapkan setelah bergabung. Apakah mampu memperoleh koneksi yang lebih luas? Apakah memiliki kemampuan hardskill dan softskill yang lebih mumpuni? Apakah hobi tersalurkan?

Pengaturan prioritas
Bagi yang multi-asking alias memiliki amanat di berbagai tempat, misalnya kuliah tentu, kerja juga, berkeluarga alhamdulillah, maka patut disusun skala prioritas. Perhatikan manajemen risiko yang sangat mungkin terjadi apabila menjalankan multi-asking, apalagi terkait konflik kepentingan yang mungkin terjadi.

Ketersediaan waktu
Tentu bergabungnya kita tidak diharapkan sekedar menambah tuple dalam database keanggotaan. Maka, coba cari tahu ketersediaan waktu yang realistis. Apakah memang harus bergabung di organisasi tersebut? Ataukah masih ada kemungkinan berkembang di tempat lain yang lebih memungkinkan penyediaan waktunya.

No Response to "Berorganisasi di Lingkungan S2 "