Bersabar di Lingkungan yang Gusar

Ini merupakan cuplikan kisah seorang Rasul yang diulas olrh Ustadz Salim A. Fillah di MJN, Sabtu 23 Jan lalu. Rasul ini barangkali lebih identik dengan ketampanannya daripada kesabarannya, bahkan kita lebih mengenal kesabaran Nabi Syu'aib as dan pula Nabi Muhammad saw. Kebetulankisah kesabarannya sangat gamblang dimuat dalam Al Qur'an secara detail, termasuk perkataan orang-orang di sekitarnya yang mengiringi kiprah keteladanan beliau. Beliau adalah Nabi Yusuf as. Rasul yang juga putra dari seorang Rasul lainnya, Nabi Yakub as.

Banyak lika-liku hidup beliau yang jika diperhatikan sebetulnya jamak terjadi di pada era saat ini. Hanya saja jika kita memadankannya istilah berbahasa Inggris lah, baru kita berbugam "iya juga ya". Bahkan cobaan-cobaan beliau sifatnya kompilasi yang sebetulnya jauh lebih menarik daripada keelokan paras beliau.

Sibling rivalry, istilah ini mengacu pada persaingan antarsaudara di berbagai aspek. Kisah Qabil dan Habil tentu menjadi contoh paling kentara. Era saat fenomena tersebut banyak terjadi, khususnya menyangkut perebutan kasih sayang orang tua dan harta. Nabi Yusuf as saat kecil hasil berhadapan dengan rasa iri dan dengki dari sebagian saudara-saudaranya. Bahkan dia "dijebloskan" ke sebuah lubang yang gelap dan sempit. Jelas wujud "bullying" yang rentan terhadap rasa trauma mendalam. Istilah bullying tentu tidak terlalu asing di era saat ini.

Setelah ditemukan oleh kaum musafir, dia dijadikan statusnya sebagai budak dan kemudian diperjualbelikan. Sebuah tindak kriminal yang pada hari ini kerap dilabeli "human trafficking". Sejauh ini kita patut mencermati mental Sang Nabi yang tidak lantas ikut serta terjerembab di dunia kriminal tersebut. Contoh yang patut diteladani mengingat pelaku kriminal saat ini ternyata banyak dijumpai memiliki status "korban" kasus kriminal di masa lalu. Yes, they've chosen the "dark side".

Masa perbudakan akhirnya mempertemukan Nabi Yusuf ke ujian yang paling didetailkan dalam Al Qur'an. Rayuan si istri majikan menempatkan Nabi Yusuf sebagai korban "se*sensor* abusement". Ternyata itu bukan klimaksnya, beliau lantas didudukkan sebagai pelaku dalam insiden tersebut, bukan korban. Fitnah yang tidak terlalu asing kita lihat kemiripannya di era saat ini. Bahkan ketampanannya malah dipertontonkan oleh si istri majikan di kawan-kawan dekatnya. "Physical exploitation" jika kita mencari padanan istilah di hari ini.  Sederet peristiwa lantas menghigapi beliau di penjara hingga akhirnya melesat karirnya sebagai salah seorang "birokrat" ulung di negeri tersebut, apalagi pasca gagasannya menanggulangi bencana kekeringan.

Terus terang, bagian melejitnya karier beliau menghadirkan sebuah renungan. Berbagai kisah inspirasi orang sukses, termasuk di Indonesia, selaku menempatkan kekurangan ekonomi sebagai "nilai jual" si tokoh yang kemudian sukses. Belum saya temukan (cmiiw) buku yang mengulas sosok yang terlumuri kenaasan sebagai korban pelanggaran HAM, dimana si tokoh mampu mempertahankan keimanannya, dan lebih jauh lagi tidak mendendam kesumat pada orang yang menjadi pangkal berbagai penderitaan yang menjajahnya.

Kesabaran beliau, dikombinasikan dengan iman dan senantiasa berprasangka baik Allah, itulah formulanya.

No Response to "Bersabar di Lingkungan yang Gusar"