Museum Tsunami

Setahun lalu, ya pada 11 Januari 2015 saya berkesempatan mengunjungi Kota Banda Aceh, Provinsi Aceh. Provinsi paling Barat Laut NKRI. Salah satu titik dikunjungi oleh saya beserta rombongan keluarga adalah Museum Tsunami. Lokasi tidak terlalu menyempil di belantara pojok, namun tidak pula menonjol di tengah kota. Namun jangan khawatir tidak bisa menemukannya, kenapa? Bangunan ini spesial dan menjadi kebanggaan bagi masyarakat Aceh walau bukan dirancang oleh masyarakat Aceh sendiri.


Sekedar nama? Menurut saya tidak. Sekilas penayangan nama tidak se-waah dibandingkan foto-foto kejadian, namun nama-nama itu justru membuat kita termenung betapa kecilnya kita. Seolah-olah nama-nama berujar setelah ajal yang akan kita sisakan hanya nama, bukan harta duniawi. Tidak ada yang menyandang gelar akademik dan profesi di sini, tampak "kode" bahwa jangan menyombongkan gelar apapun. 

Bagian yang (setidaknya bagi saya pribadi) menjadi simbol jauhnya kita dari Allah. Sebuah representasi lain betapa "kerdil"-nya diri kita ini atas kuasanya. Diorama yang menerpurukkan kesombongan :)

 Setelah menyusuri jembatan penuh "nuansa nostalgia" kita akan disambut jembatan yang mengekspesikan harapan dan uluran tangan dari berbagai bangsa di dunia. Di sini kita diajak berpikir bahwa jangan terkungkum dalam tempurung kesendirian, apalagi di tengah prahara sekian dekade antara pemerintah pusat vs GAM. Ketika semua dihempas bencana alam, masyarakat Aceh berstatus sama, yaitu sama-sama membutuhkan uluran bantuan, tak hanya dari Indonesia, namun juga dunia.

:) #nocaptionneeded

No Response to "Museum Tsunami"