Langkawi#8: Melanglang ke Pulau Dayang Bunting


Objek wisata bagi orang Indonesia sangat memancing perhatian lewat namanya. 'Dayang Bunting' bagi kami terlalu aneh untuk dijadikan nama sebuah pulau. Dari hasil pencarian informasi, konon objek wisata ini menjadi salah satu 'rukun' saat wisata ke Pulau Langkawi, eh 'Kepulauan Langkawi' maksudnya. Pulau Dayang Bunting atau PDB memang terletak sekian kilometer dari lepas pantai Pulau Langkawi, artinya sudah dianggap pulau terpisah. Filosofi topologi geografisnya yang menyerupai seorang perempuan hamil yang tengah berbaring menjadi motivasi masyarakat tempo dulu menamainya demikian.

Perlu dicermati bahwa selain paket wisata yang dikoordinasikan oleh hotel, maka paket wisata ke PDB hanya dilalui dari Pantai Cenang. Saya sempat keliru tentang hal ini sehingga di injury time meminta supir 'membanting setir' dari Kuah menuju Pantai Cenang, tentu dalam makna konotatif hehee. Sangat disarankan berada di Pantai Cenang sebelum jam 8 sehingga bakal didahulukan berangkat. Lantaran hadir di atas jam 9, kami harus menunggu perahu giliran kesekian. Setidaknya hal ini lebih baik daripada kami harus menunggu jadwal jam 2 siang. Oh ya, pastikan Kawan-Kawan tidak mabuk laut lantaran perjalanan antar-pulau yang termurah dilayani dengan perahu model boat berkapasitas 10-12 orang.

Sesampainya di sana, silakan melahap suasana hijau adem yang memabukkan batin. Sangat tenteram dimana kita akan dipersilakan menyusuri hutan dan beratus anak tangga dari pinggir pantai PDB ke Tasik/Danau Dayang Bunting. Saya tegaskan lagi, ada beratus anak tangga sebagai penghubungnya, artinya Kawan-Kawan harus setrong kakinya. Di tasiknya nanti, siap-siaplah untuk terhipnotis panorama yang masih alami. Bagi yang gemar bermain air, silakan menceburkan diri di tasik tersebut dengan syarat bisa berenang. Sangat dianjurkan, bahkan nyaris wajib memakai rompi pelampung karena tasik relatif dalam.

Konon, isunya perempuan yang minum air di tasiknya akan cepat hamil. Saya tidak punya kompetensi untuk riset terkait keterkaitan ini. Tapi, kalau pengunjungnya adalah pasutri yang sedang berbulan madu yang agaknya wajar jika di kemudian waktu si perempuannya hamil.

No Response to "Langkawi#8: Melanglang ke Pulau Dayang Bunting"