Langkawi#3: Sore Menyusuri Pantai Cenang


Dan akhirnya kami bisa berjelajah Pantai Cenang sembari menanti matahari tenggelam. Saya sendiri lupa kapan terakhir kali melihat matahari tenggelam. Kalau di Jakarta kan gedung-gedung terlampau tinggi sehingga matahari tenggelam pun tak tampak. Kalau tidak salah terakhir kali melihat matahari tenggelam itu di Pantai Pattaya saat Desember tahun lalu, wah kasihan juga ya saya.

Sepasang gelas berisi M*lo menjadi pengantar diskusi saya dan istri sore itu. Si mungil masih terlelap setelah berlarian di Underworld sebelumnya. Kami menikmati minuman tidak dari bibir pantai lantaran kami tidak membawa kursi ataupun matras sendiri. Di pantai manapun, jangan seenaknya mengambil tempat duduk atau tempat berbaring yang tersedia. Bisa jadi ada penghuninya ataupun ada pemiliknya dimana kita bakal dikenakan tarif yang lumayan. Sempat saya melihat ada papan bertuliskan RM 45 di segerombolan tempat duduk. Fuihh itu bisa buat beli satu setengah jersey klub seperti Kedah FA yang saya beli di Langkawi.

Tatkala si mungil bangun, kami mempersilakannya bermain di pinggir pantai. Tentu dengan pengawasan ekstra mengingat ini adalah debutnya berpapasan dengan ombak. Benar saja, baru kena ombak kecil di pinggir pantai dia sudah goyah jatuh. Mungkin karena keheranan, dia tidak menangis. Justru ketagihan dan makin kegirangan. 

Sebuah senja yang menyenangkan.

No Response to "Langkawi#3: Sore Menyusuri Pantai Cenang"