Sevilla...

Sebuah klub klub menjadi bahan pembicaraan tatkala diri ini masih berbalut seragam SMA. Klub asal Andalusia ini merupakan tim sangat disegani di tanah Spanol, bahkan mereka sempat mejadi penguasa Eropa dengan dua trofi UEFA Cup plus 1 Super Eropa dalam kurun 2 musim, sebuah raihan yang fenomenal. Siapa sih nggak merinding melihat duet Frederic Kanoute dan Luis Fabiano. Keduana didukung seorang gelandang flamboyan yang (agak kurang populer) Enzo Maresca. Lebih jauh ke belakang ada duo Brazil bernama Daniel Alves dan Adriano Correira.

Empat klub paling mapan di La Liga, yaitu FC Barcelona, Real Madrid, Atletico Madrid, dan Athletico Bilbao harus sempoyong menerima kehadiran Sevilla sebagai pendobrak keempatnya. Gelar La Liga mungkin tidak digaet, tapi nuansa kompetitif makin kental, apalagi di saat bersamaan Villareal juga sedang naik daun.

Namun faktor sejarah dan konsistensi menjadi awal dari kemunduran perlahan klub yang bermarkas di Ramon Sanchez Pizjuan. Duo Brazil yang disebut terakhir tadi secara bergilir memilih FC Barcelona sebagai klub baru. Beberapa bintang lain seperti Andreas Palop memasuki usia senja. Luis Fabiano pasca menjadi bintang di Piala Konfederasi 2009 langsung anjlok.

Perhelatan Liga CHampion yang sempat dicicipi harus terlewatkan, bahkan untuk menggapai tiket Liga Eropa sudah harus keringat dingin.

Namun di musim ini ada yang berbeda. Memang di La Liga, tiket ke kompetisi benua biru gagal dicaplok. Namun stadion Juventus di kota Torino menjadi saksi bisu keberhasilan mereka melumat Benfica di final Liga Eropa. Dua tim yang sebetulnya sama-sama tidak disangka bakal menjadi kontestan yang masuk ke dua-besar. Juventus, Tottenham, Napoli, Ajax dan Liverpool tumbang.



Memori kemenangan telak 4-0 atas Middlesbourgh dilanjut adu penalti versus Reial Espanyol sudah tentu menajdi inspirasi. Adu penalti pula yang menjadi jalan menuntaskan harapan Benfica yang justru baru kemarin berpesta gelar juara Liga Portugal. Statistik juga mencatatkan Sevilla sebagai penguasa turnamen ini pada rentang 2005 s.d. 2014. Tiga dari 9 musim trofi ini jadi miliki Los Rojiblancos. Praktis hanya ada 5 tim penyela, yaitu Zenit S. Petersburg, Shakhtar Donekts, Atletico Madrid, FC Porto, dan Chelsea FC, lho kok 5? bukannya 6? Karena Atletico Madrid meraih dua kali walau gagal beruntun.

Sekali lagi, selamat Sevilla

No Response to "Sevilla..."