Bepe20 "PRIDE"

Satu lagi buku dengan ketebalan di atas rata-rata koleksi saya. Penulisnya bukan dari jurusan sastra, namanya pun dikenal di blantka tanah air Indonesia tidak diawali dari kata-kata spektakuler di dalam tulisannya. Orang lebih mengenalnya sebagai mantan kapten Tim Nasional Indonesia sekaligus Persija Jakarta. Dua angka yang identik dengannya, yaitu 20 sehingga dia kerap dijuluki BEPE20. Yaps, dia adalah Bambang Pamungkas. Dan bukunya yang menjadi bacaan pekan ini berjudul PRIDE. Wewww tebelnya udah menyaingi buku Artificial Intelligence-nya Pak Suyanto o_O

Buku ini merupakan gabungan antara tulisan-tulisannya di blog beliau bambangpamungkas20.com, interaksi di twitter beliau @bepe20, hingga beberapa pemikiran tertulis yang tidak pernah dimaut sebelumnya di dua media tadi. Apa sih yang menarik dari buku ini?


Sebagai penikmat sastra, saya mengagumi bahasa yang ditulis Bambang Pamungkas yang tercermin dari tulisan-tulisan beliau di blog tersebut yang kerap saya baca saat kuliah S1. Kagum dengan penceritaan alur yang tidak pernah terburu-buru dan cerdik memilih kata. Sudut pandang berceritanya ornag pertama, namun justru di situ kekuatannya yang membuat kita malah berasa ngobrol dengan dia tanpa memaksa kita menjadi dirinya. Buku kedua ini boleh dikata mengupas apa yang terjadi padanya di (nyaris) tiga tahun ke belakang pasca Piala AFF 2010 (momen paling klimaks dari sisi antusiasme terhadap Timnas). Apa saja yang terjadi setelah Piala AFF 2010? Banyak... (tradisi) finalis SEA Games 2011, perpecahan federasi, perpecahan timnas, perpecahan kompetisi, perpecahan klub (beuhhh federasi, timnas, kompetisi/liga, klub pecah jadi dua, untung nggak ada 2 orang Bepe, 2 orang FR12, 2 orang Ponaryo dll), konflik pemain vs manajemen di Persija, kepindahannya dari Persija ke PBR, serta perjuangannya di APPI.

Membaca spoiler-nya di sebuah toko buku terkemuka di Pondok Cina, Kota Depok, saya tidak terlalu takjub histeris karena udah tahu gaya menulis beliau yang saya uraikan di atas. Tapi langsung speechless ketika ada foto Bepe20 dengan kedua orang tuanya. Rasanya terharu banget menyaksikan sosok yang setegar itu ternyata tetap menjadi anak yang berbakti dan selalu membanggakan orang tuanya.

Banyak kisah yang saya petik dari berbagai perjalanan beliau pasca Piala AFF 2010. Boleh dikatakan karir Bepe mengalami pasang surut terdrastis memang di era pasca Piala AFF 2010. Jika menjelang Piala AFF Cup 2010 ujian terberatnya adalah melepas ban kapten untuk keperluan strategi (dan itu dilewati dengan lapang dada) dan tentu saja insiden 10 menit 3 gol di Bukit Jalil, maka dilema pilih timnas atau Persija jadi konflik batin terbesarnya. Cara dia memandang konflik yang terjadi di federasi ternyata berbeda dengan konflik mana timnas yang sebenarnya, kompetisi mana yang legal, hingga klub bernama Persija yang mana yang harus dibelanya. Perbedaan tersebut tidak menunjukkan egoismenya, melainkan kejujuran dia dalam melihat suatu masalah secara independen tanpa tendensi dari masalah lain. Orang boleh saja memvonis kita oportunis, munafik, dsb, namun pada akhirnya kita yang paling berkewajiban mempertanggungjawabkan apa yang menjadi tindakan dan perkataan kita.

Bahkan secara terang-terangan dia memaparkan pergolakan batinnya tatkala Pelita Bandung Raya vs Persija. Sebelum musim ini, tidak ada yang membayangkan di pertandingan itu Bepe bakal jadi penghancur Persija. Satu dekade membela Macan Kemayoran. Bahkan eksistensi Bepe dan Ismed Sofyan di Persija (yang berada ISL) merupakan faktor kenapa The Jack bulat suara membela Persija yang di ISL, bukan di IPL. Tapi di laga itu, Bepe berbaju biru dongker-merah karena dia pemain PBR, bukan Persija. Dua golnya ke gawang Andritany jadi bukti bahwa masih menjadi mesin pembunuh, bahkan ke mantan klubnya sendiri. Itulah integritas yang mampu diperlihatkannya walau di hati terdalam dia masih mencintai Persija.

Banyak pelajaran yang dipetik dari sini. Secara garis besar dia juga mengajak pembaca untuk berpikir jauh tentang masa depan persepakbolaan Indonesia dengan berbagai sudut yang mencerdaskan tanpa mengesampingkan identitas kemanusiaan.

1 Response to "Bepe20 "PRIDE""

Unknown mengatakan...

Bepe selalu di hati ... Hidup Persija #melipir