Reunite Vent

Setelah melalui berbagai wacana, wacana, dan pada akhirnya rencana buka puasa bareng SC PDKT 2012 akhirnya terlaksana *yeee. Tanpa persiapan yang berarti, langsunglah mufakat tempat yaitu di Richeese Buah Batu. Secara pribadi, lokasi tidak masalah bagi saya, karena yang lebih berharga adalah bisa melihat tersenyumnya kalian semua #cieee Sebenarnya sebelum agenda ini terlaksana, kekurangan sudah terlanjur ada, yaitu tidak semua bisa hadir di agenda tersebut. Bang Jamil sedang menemani ayahnya, Uni Iti yang ada buka puasa sekeluarga besar di Tangeran, hingga yang sedang mobile seperti Mba Friska, Teh Dita, Mba Ela, Mas Wicak dll, beuhhh pokoknya sibuknya masyaAllah yoiiibangett

Jumat bada' Maghrib perjalanan terasa lenggang dalam perjalanan menuju Bumi Dayeuhkolot. Alhamdulillah Hanif, adik kelas IF2011, bersedia menampung saya untuk numpang slonjoran. Berbagai obrolan koplak namun serius hadir. Alhamdulillah pula suasana di kos tersebut penuh kekeluargaan sehingga nyaman berbaur dengan kawan-kawan di kos tersebut (kebetulan isinya anak Pemalang, termasuk Erza 2010). Uniknya selepas dari Hanif (yang notabene ANT), berturut-turut berpapasan dengan Bagus (FMT), Faizal (AMT), Dimas (AMT), Yusril (FMT), hingga Hisan (AMT), masyaAllah kok ini kampus isinya anak PDKT y?? 
Tak cukup mereka, sejumlah kawan pun sempat saya temui secara kebetulan, misalnya Bobby IF2008, Riezka IF2008, Donni IF2008, Septioadi IF2008, Angga IF2009, Adi IFX2013. Wahhh rasanya jadi penuh nostalgia :) :) :)

Dan nostalgia tersebut mencapai titik benderang utamanya di TKP R*cheese *langsung tabur kelopak bunga dari langit
Berkumpullah 6 orang akademia dari berbagai penjuru, yaitu Uni Yolanda, Teh Fitri, Mba Rahma, Mas Primawan, De Alfi, serta si orang yang tidak boleh disebut namanya. Apa saja yang dijadikan bahan diskusi (insyaAllah produktif) kali ini?

Pertama kita mengulas tentang lezatnya makanan di situ, termasuk juga per-invoice-an yang pada akhirnya ditanggung ikhlas sepenuhnya oleh Uni Nanda *yeyyyyy* ya itung-itung tasyakuran pasca-talkshow lalu. Berbicara lezatnya makanan entah mengapa tersela oleh sebuah pertanyaan lugu "eh ini minumannya (nunjuk minuman yang warnanya pink) itu apa sih? ekstrak kulit manggis bukan?" Eaaa dan gelak tawa tak terbendung gegara selaan itu. Tak henti di situ, taglina "kulit manggis" menjadi komoditas yang mengisi diskusi-diskusi kelanjutannya. Bisa dibilang, bahan diskusi pertama ini tidak terlalu esensial, tentunya kecuali kepastian makan gratisnya hehee *tarimo kasiah Uni :)

Kedua, request dari Mba Rahma, akhirnya kita memaparkan rencana ke depannya masing-masing. Bisa dibilang ini yang kedua kalinya, nyaris dua tahun lalu obrolan ini pernah digulirkan di Cak Memed, sebuah kedai di Sukabirus. Kala itu kita (kalau nggak salah) hadir ber-14 (walau ada ber-shift-shift) dengan berbagai rencana pribadi yang yoiii. Berselang sekian lama waktu bergulir, rencana pribadi masing-masing ternyata malah makin yoiii subhanaAllah...

Ketiga, request dari Mas Primawan, kita masing-masing menceritakan dalam durasi yang lama banget ini pada ngapain aja sih? Mungkin ada yang mencari dragon ball, mungkin ada yang berkelana mencari "saikou no paatona"(kalau yang ngikuti WBX pasti tahu :p), beuhhh macam-macam beragam pula lah... 

Ada seorang mahasiswa baru ITB yang dengan matang mempersiapkan beasiswanya sembari mempersiapkan diri pula untuk melanjutkan mengajar di Fakultas Ilmu Terapan Universitas Telkom. Kematangan untuk berperan di dalam keluarganya pun semakin berapi-api. Memang benar, bakti kepada orang tua seringkali terlupakan dan orang satu ini adalah satu dari sedikit yang masih ingat pada orang tuanya.

Ada seorang alumni baru yang penuh semangat untuk mengepakan sayap bisnis di Kota Rendang. Tampaknya bakat entrepreneur sudah ada di dalam DNA-nya. Tak perlu muluk-muluk menanti lulus S1, orang satu ini sudah mahir merintis karir berlapak sejak memasuki tahun non-TPB di kampus biru muda (yang jadi merah saga). 

Perantau asal Indramayu yang tak hanya mengekspansi Kota Kembang, bahkan London pun dijabaninya karena memang sosok satu itu tipikal pembelajar yang tak kenal lelah. Kalau Bahasa Sundanya itu "restless learner". Menjelang penggarapan tesisnya di SBM ITB, dia justru berencana menambah ilmu di S2 (cuma lupa S2 apa, ya maklum saking terperangahnya o_O) plus S3 (yoiiii). Kegemarannya dalam ber-social entrepreneurship menjadikan pula dirinya terus menyelami berbagai kegiatan yang tak hanya asyik secara event, namun juga memberi dampak yang positif bagi masyarakat.

Kawan kita satu ini mirip dengan perantau asal Indramayu tadi. Putra terbaik Wonogiri ini memang terbukti mampu menelurkan berbagai komunitas produktif dalam wujud Pemantik, serta keterlibatan kerennya di dalam RSPQ, Imagine, dan tak tanggung-tanggung sepak terjangnya sebagai wirausahawan tangguh telah dilakoninya di kurun waktu dua tahun belakangan. Bahkan proyek yang sedang dijabaninya saat ini spektakuler lho penggemar :) yaitu iCamp (bener ga sih tulisannya?) yaitu pembentukan karakter pemuda anti-korupsi di Universitas Telkom serta pembuatan portal informasi digital tentang Wonogiri. Satu yang pasti, keble'eannya dalam melucu dan meledek makin naik ratingnya.

Bontang patut berbangga karena memiliki ambassador seperti dirimu. Tatkala teman seangkatan sibuk ber-TA, kawan satu ini justru merintis komunitas orkestra kampus plus sebuah game developer team, keduanya kita kenal sebagai Eka Sanvadita Orchestra dan Ulin Gameworks. Tak henti di situ, dia makin asyik bergelut dengan berbagai requirement dari klien yang diterjemahkan dalam kata-kata puitis bernama "codingan". Satu yang pasti berbeda darinya, kali ini dia menggemari politik (tenagane POLpolan, olihe sathITIK), yaitu aktif mengamati, menganalisis, hingga mendukung beberapa figur dalam Pilpres ini. Namun, satu yang tidak pernah berubah darinya, mudah terpancing menyebutkan clue tertentu jika lagi di-bully #upss #hehee



Wah...itu baru 5 akademia lho guys...masih ada 9 akademia yang belum bisa hadir di situ (termasuk Mba Friska yang malah datengnya ke Sukabirus :v). Kebayang kan betapa kerennya para Transformer ini.

Kolaborasi formal memang sudah selesai
Kita berbeda dengan Kamen Rider yang ketika lakonnya selesai maka tamat sudah ceritanya..
Kita berbeda kawan...
Kita terus dan terus berkembang memanfaatkan bekal ilmu yang diperoleh saat kita dipertemukan dua tahun lalu
Dan kita terus menorehkan garis benderang yang saya sebut itu sebagai "inspirasi"


No Response to "Reunite Vent"