Sudah Rilis Kok masih Ada Bugs??



Perancangan Kurang
Perancangan aplikasi kerap diremehkan dengan alasan terlalu teoritis, terutama pada proyek yang terburu-buru ataupun kesongongan alias sombong atas jam terbangnya. Sepintas perancangan memang lebih teoritis dan agak tradisional. Namun dalam kenyataannya perancangan sering diabaikan. Perancangna sendiri sebenarnya bersifat sangat luas. Pemilihan perangkat, strategi query, front-end interaction, dan lain-lain. Luas sekali. Karena itulah, sebelumnya melakukan perancangan, yang pertama kali perlu dilakukan adalah membuat ruang lingkup pengerjaan. Tujuannya jelas, agar pemilihan strategi pengerjaan aplikasi tepat dan efektif.

Jika boleh jujur, menangani pengembangan aplikasi yang sudah ada itu lebih sulit daripada membuat aplikasi dari nol. Alasannya sederhana, kondisi yang sudah ada harus dipahami lebih dulu dan "dihormati". Dihormati di sini memiliki maksud sebisa mungkin tidak ada pengubahan konfigurasi yang sudah ada, kalaupun harus diubah maka data yang lama harus mampu diakomodasi di konfigurasi terbaru. Sebuah tantangan yang tidak muda. Maka, perlu ditegaskan lagi, perancangan penting.

Kesalahan yang sering terjadi berkaitan dengan perancangan adalah manajemen waktu yang tidak harmonis antar-SDM. Jadwal yang telah disusun sering diremehkan hingga berbagai masalah yang ada menumpuk dan proses pengujian terbatas waktunya.

Teknik Coding
Cara ngoding juga mempengaruhi seberapa banyaknya bugs yang timbul di kemudian hari. Bayangkan saja yang namanya manusia mau seahli apapun, setinggi apapun jam terbangnya, sangat mungkin saat ngoding timbul error yang manusiawi banget. Karena itulah saat ngoding, hal yang penting untuk memperlancar pelaksanaannya ada pada proses dokumentasi. Pertama dokumentasi aplikasi yang sudah ada. Dokumen jenis ini akan memudahkan eksekutor mampu mengenali bagaimana kondisi aplikasi saat ini sehingga ketika dia menjalankan coding-an baru, coding-an sudah lama tidak cocok. Selain itu konsep kemangkusan data yang tidak tepat tentu menggugah berbagai kelemotan saat aplikasi dijalan. Kesalahan yang jamak terjadi dalam teknik coding adalah lupa membuat dokumentasi jenis yang kedua, yaitu catatan pengubahan yang dilakukan. Dokumentasi jenis ini seharusnya dibuat seiring proses dilakukan. Saat ngoding sendirian dan lupa maka pusing ditanggung sendiri, saat ngoding berjamaah miskomunikasi sering terjadi karena dokumen jenis ini lupa dibuat.

Development Beda dengan Production
Proses pengembangan aplikasi dimulai dengan membangun aplikasi di lingkungan pengujian. Lingkungan pengujian ini sering disebut dengan "DEV" alias development. Ketika sudah berjalan sebagaimana mestinya, aplikasi diangkat ke lingkungan sebenarnya atau disebut juga sebagai "PROD". Kesalahan yang sering terjadi adalah error di PROD tapi jalan di DEV. Penyebabnya simpel, yaitu masih ada perbedaan kondisi. Perbedaan demikian menjadikan proses bisnis tidak berjalan dengan sesuai. Solusinya, inspeksi kondisi DEV denga PROD, minimalkan perbedaan (yang boleh beda yang benar-benar perlu). Jangan lupa, sediakan slot waktu yang cukup antara pengangkatan aplikasi ke PROD dengan rencana rilis, sehingga ketika terjadi error di PROD masih cukup waktu untuk perbaikan.

Pengujian Jelek
Ciri-ciri pengujian yang jelek:
  • Dilakukan hanya oleh developer
  • Tidak melibatkan calon pengguna
  • Waktu mepet
  • Hanya memastikan alur yang benar berjalan baik, dengan kata lain segala kesalahan pemakaian tidak diujikan
  • Tidak dilakukan pencatatan/pendokumentasian proses coding
  • Daftar apa saja yang perlu diujikan serta panduan apa yang seharusnya terjadi (rancangan sistem yang benar) tidak ada

Apakah hal-hal di atas kerap terjadi? Jika iya, maka jangan heran ketika aplikasi dirilis ternyata masih banyak bugs.

Supervisi Kurang
Kondisi ini sering terjadi di dalam proyek TI ketika PM alias project manager kurang memahami proses yang berlangsung di dalam pengembangan aplikasi TI. Mungkin karena kurang fokus atau entah bagaimana, proses mengkoordinasikan pihak-pihak yang terlibat di dalam proyek TI kurang berhasil. Supervisi kurang diindikasi dengan:

  • Jadwal yang tidak padu antar-individu
  • Pemantauan progress report diabaikan
  • Meremehkan dan menunda-nunda pengujian aplikasi TI
  • Dokumentasi proyek yang berantakan, atau malah nggak ada ya?


Indikasi "Permainan"
Lha kalau yang ini memang cara licik yang keterlaluan. Ada beberapa kasus aplikasi yang telah diserahterimakan sudah "dilengkapi" bugs. Keberadaannya disadari oleh vendor, bukan karena tidak bisa mengatasi, tapi agar vendor tersebut makin dibutuhkan. Ketergantungan client pada akhirnya menjadikan vendor lagi dan lagi dikerjasamai. Teknik berlangganan yang kurang amanat.

No Response to "Sudah Rilis Kok masih Ada Bugs??"