Daybreak's Bell in Tidore

Kisah ini sudah sebulan lebih berlalu kejadiannya, namun entah mengapa aku masih mengingatnya. Mungkin karena akupun juga memang ingin mengenangnya. Bisa dibilang itu salah satu mimpi (dalam makna denotatif) terhebat saya seumur hidup. Di saat seorang lelaki lugu ini ada di Pulau Tidore jauh dari istrinya yang sedang hamil dan berada di Kota Bandung, Allah menyisipkan sebuah mimpi yang "pecaaah".

Sosok buah hati yang kini berusia 5 bulan dalam kandungan istriku itu menyelinap ke dalam alam mimpiku. Sebuah pemandangan yang meluluhkan hati dimana aku menimangnya dengan penuh keterpesonaan atas senyumnya. Istriku berada di sisi pun tak kalah anggun dengan senyumnya yang ah sungguh menawan. Makin luruh jua air mataku (di mimpi itu) saat keempat orang tua kami menumpahkan senyum sumringahnya ke arah kami bertiga.

Buah hatiku yang belum kunamai, yang belum kuketahui jenis kelaminnya, yang belum aku elus-elus pagi ini... Pandai sekali pintamu pada Allah untuk menyelinap dalam mimpi. Membuatku ingin segera "pulang" (dalam makna konotatif) ke rumah.

No Response to "Daybreak's Bell in Tidore"