Ekspedisi Ternate: Masjid Ternate dan Masjid Tidore

Masjid bagi masyarakat Islam bukan sekedar bangunan untuk menunaikan sholat. Jauh dari sekedar kewajiban 17 roka'at tiap harinya, sholat merupakan lambang peradaban masyarakat. Tentu ini terkait dengan hakikat sholat yang berperan untuk mencegah manusia dari perbuatan keji dan munkar. Bahkan, masjid menrupakan pusat pendidikan sehingga pakar intelektual, pemerintahan, dll, tumbuh dari masjid. Begitu pula yang berlaku di Kesultanan Ternate dan Kesultanan Tidore.

Bentuk khas limas Masjid Ternate. Cukup berbeda dibandingkan masjid-masjid di Pulau Ternate lainnya yang justru didominasi bentuk kubah. Sangat sederhana namun kokoh membuat batin ini menyimpan kekaguman tersendiri. Tatkala listrik menjalar di pulau ini, Masjid Ternate hanya menggunakan seperlunya, bukan untuk membongkar kesederhanaannya. Pada saat berbagai bangunan mulai ditopang modernisasi, Masjid Ternate tetap anggun dalam kekokohannya. Boleh jadi, dia menyimpan pesan bagi umat muslim untuk tetap rendah hati sebagai pribadi yang sederhana.

Pemandangan Masjid Ternate dari depan gerbang. Warna kuning gading menjadi sangat lekat. Jika cermat, kalian akan menemukan pagar kuning di atas pintu masuk. Itu adalah lokasi kentongan yang dipakai untuk menotifikasi waktu adzan kepada masyarakat.

Mimbar khotib dan imam diselimuti kain putih. Tradisi ini sudah turun-menurun direngkuh oleh pengelola masjid di Pulau Ternate dan Tidore. Ada pancaran syahdu di sini :)

Catatan: 
Perjalanan Cengkareng ke Ternate (PP) di dalam Ekspedisi ini merupakan paket hadiah dari Garuda Indonesia Airways bekerja sama dengan Magister Teknologi Informasi, Fasilkom UI sebagai bagian dari writing contest e-business

#ArfiveMalukuUtara

No Response to "Ekspedisi Ternate: Masjid Ternate dan Masjid Tidore"