Menjelang 6 Sore di Sri Praphat

Sajak ini ditulis saat menunggu bus/travel menuju Bangkok, ceritanya seorang suami yang kangen istri sekaligus ayah yang rindu anaknya

Asing dan tanpa daya bercakap
Hanya segelintir cahaya di ufuk barat
Jauh dari makna megah tapi bernyaman saja
Kawan sejati sisakan sejuk dan sekerdil optimis
Yang orang sebut hiruk pikuk itu fana

Ada permataku sabar bertaut kalbu
Yang tegar sepinya dipermak rindu
Yang berpeluh arsiteki masa depan si buah hati

Bila kubisikkan salam pada udara
Adakan angin menayangkan di benaknya
Mengendap perlahan kumpulkan pilar bersama
Mencentang satu demi satu target menuju surga


No Response to "Menjelang 6 Sore di Sri Praphat"